Renungan


Diprediksikan umur seseorang dari lahir hingga meninggal adalah 60 tahun, namanya prediksi bisa lebih bisa kurang. Sebagai muslim perhitungan pahala dan dosa terjadi setelah seseorang tersebut baligh yang ditandai oleh pemikiran yang sudah mengerti dan bisa membedakan mana yang benar dan salah, serta tanda tanda lainnya, ya untuk mempermudah asumsikan saja pada umur 15 tahun. Nah dari mulai tahun ke 15, semua perhitungan pahala dan dosa sudah dicatat untuk diri sendiri, dari sini setiap muslim hanya diberi waktu selama 45 tahun untuk beramal, pertanyaannya apakah lebih banyak dosa (amal buruk) atau pahalanya (amal baik) ? Belakangan ini banyak sekali kata mutiara yang dikemukakan entah oleh siapa yang viral dan bisa dibilang menyesatkan yang digunakan untuk melawan pepatah orang yang mengingatkannya seperti “Muda foya-foya, mati masuk surga”, atau “tenang aja, nunggu entar udah tua baru tobat”. Sekarang begini, apa bisa dipastikan seseorang akan hidup melewati umur 60 tahun? Tak seorangpun yang tahu kapan sebenarnya seseorang akan meninggal, ada yang memang masih hidup di usia 100 tahun, namun ada pula yang baru lahir sudah meninggal. Lalu kenapa ada seseorang yang bisa dengan mudah mengatakan “tenang aja nunggu tua baru tobat”? jika memang seseorang itu diberi umur hingga tua apakah dia akan benar2 tobat? jika memang dia tobat pun apakah tobatnya akan diterima? jika tobatnya diterima apa dia tidak akan melakukan dosa lagi? bukankah kebiasaan yang terus menerus dilakukan akan menjadi watak? Jikapun tobatnya diterima berapa lama lagi dia bisa melakukan amal baik? Coba pikirkan kembali. Ibarat menghadapi penyakit, lebih baik mencegah atau mengobati? semua mungkin sudah tahu jelas-jelas lebih baik mencegah, dilihat dari pengeluarannya pun lebih unggul mencegah. Disini kematian tidak bisa dicegah, namun bisa dipersiapkan. Persiapan kematian bukan berarti harus beli tanah untuk pemakaman, bukan itu. Kita lahir dengan tangan kosong, matipun dengan tangan kosong, lalu apa yang harus dipersiapkan, apa yang nantinya akan dibawa? Ya, hanya pahala dan dosa yang berasal dari amal kita semasa diberi kesempatan hidup, hanya itu yang dibawa dan akan dihisab. Lantas bagaimana menilai suatu amal dikatakan baik dan buruk ? Dengan membaca Kitab suci Al-Qur’an, hadis, dan kitab-kitab lainnya, bertafakur, serta mengaji, dari sana lah akan terbuka ilmu mengenai batasan antara amal mana yang merupakan amal baik dan amal mana yang merupakan amal buruk untuk nantinya yang buruk ditinggalkan dan yang baik dijalankan dalam perjalanan kehidupan.

Komentar