Postingan

Renungan

Diprediksikan umur seseorang dari lahir hingga meninggal adalah 60 tahun, namanya prediksi bisa lebih bisa kurang. Sebagai muslim perhitungan pahala dan dosa terjadi setelah seseorang tersebut baligh yang ditandai oleh pemikiran yang sudah mengerti dan bisa membedakan mana yang benar dan salah, serta tanda tanda lainnya, ya untuk mempermudah asumsikan saja pada umur 15 tahun. Nah dari mulai tahun ke 15, semua perhitungan pahala dan dosa sudah dicatat untuk diri sendiri, dari sini setiap muslim hanya diberi waktu selama 45 tahun untuk beramal, pertanyaannya apakah lebih banyak dosa (amal buruk) atau pahalanya (amal baik) ? Belakangan ini banyak sekali kata mutiara yang dikemukakan entah oleh siapa yang viral dan bisa dibilang menyesatkan yang digunakan untuk melawan pepatah orang yang mengingatkannya seperti “Muda foya-foya, mati masuk surga”, atau “tenang aja, nunggu entar udah tua baru tobat”. Sekarang begini, apa bisa dipastikan seseorang akan hidup melewati umur 60 tahun? Tak seor

Introspeksi

Kadang aku berpikir jika dahulu terlahir di negara lain apakah aku akan seperti ini? Apakah aku akan menemukan agama? Ataukah terlahir sebagai atheis? Akumpun berpikir apakah seorang atheis bisa berpaling dan mengakui keberadaan Tuhan? Kadang akupun berpikir apakah jika itu terjadi aku akan menganut agama yang mana? Semua agama dapat dikatakan sama, menyembah patung. Apakah tanda salib dan orang2an yang dianggap almasih itu bukanlah sebuah patung? Apakah budha yang sampai sekarang disembah itu bukanlah patung? Apakah dewa dewi yang disembah bukanlah kumpulan patung patung? Apakah patung tersebut memang dapat mengabulkan doa? Ataukah doa terkabul karena sugesti saja? Jika karena sugesti mungkin setelah aku masuk agama lain dan berpikir kesana, aku akan kembali menjadi atheis, aku hanya akan mempercayai diriku dapat melakukan segalanya berdasarkan keyakinan atas sugesti tersebut... Tapi apakah itu benar? Semua orang pasti ada kecemasan dan keraguan terhadap agamanya, terlebih jika

256 Year Old Chinese Herbalist Li Ching-Yuen, Holistic Medicine, and 15 Character Traits That Cause Diseases

The herbalist had 23 wives and raised more than 200 children According to the official records, herbalist Li Ching-Yuen was born in China in 1677 (although he himself claimed that he was born in 1736). Throughout his long life, he constantly practiced herbalism and martial arts. In 1930, the New York Times newspaper printed an article in which they published official Chinese government documents that were uncovered. These documents, dating back to 1827, contained official congratulations on Li Ching-Yuen's 150th birthday. Later documents, dating back to 1877, contained official congratulations on his 200th birthday. How did he do that? Li Ching-Yuen expressed his longevity formula in one sentence:  "Retain a calm heart, sit like a turtle, walk swiftly like a pigeon, and sleep like a dog" . Let's add a few more interesting historical facts to this story. Chinese army general Yang Sen invited Li to visit him, and offered him an opportunity to teach Chinese sol

Perspektif Orang terhadap Hidup

Ya, perspektif, bukan prespektif apalagi prospektif, karena menurut KBBI adalah perspektif. Baiklah untuk memudahkan perspektif artinya sudut pandang. Sudut pandang siapa terhadap apa? Sudut pandang orang terhadap hidup.Terkadang saya sering mendengar ada orang berkata "hidup itu bagaikan ..." atau menulis "hidup itu laksana ..."  dan terkadang sayapun menulis "hidup itu adalah ...", tapi tahukah anda bahwa apa yang saya tulis dapat berbeda dengan yang orang lain tulis dan dapat pula sama seperti apa yang orang lain tulis. Namun terkadang apa yang pernah mereka tulis akan berubah dan itu mungkin pengaruh dari bertambahnya pengetahuan mereka mengenai makna hidup. Nah itulah perspektif, setiap orang mempunyai perspektif terhadap hidup yang bisa sama atau berbeda. Perbedaan perspektif itu dipengaruhi oleh banyak hal, seperti kondisi lingkungan, keluarga, adat, budaya, penghayatan dan banyak lagi. Lantas diantara semua perspektif orang terhadap hidup

HIDUP dan MULTIPLAYER GAME

Memang sih, hidup itu seperti main game, saat kita lahir anggap saja kita menekan tombol START MULTIPLAYER GAME, dan saat kita meninggal kelak, itu berarti GAME OVER. Biasanya setelah memulai permainan kita diberikan rintangan dari yang termudah berupa tutorial yangmana tujuannya untuk membuat kita terbiasa dengan apa yang harus kitalakukan saat menemui rintangan tertentu, persis seperti saat kita masih bayi, kita diberitahu orang tua untuk belajar bicara, berjalan hingga akhirnya kita terbiasa untuk berbicara dan pintar melawan kata-kata orang tua. Kemudian untuk kita sebagai pelajar, didalam perjalanan hidup orang Indonesia ini ada yang namanya ijazah, saya kira ijazah itu adalah sebuah ACHIEVMENT dimana kita berhasil menguasai satu LEVEL dari GAME yang kita mainkan. Tentu saja jika kita gagal memperoleh ACHIEVMENT tersebut, kita akan berada dilevel itu dan berputar-putar pada sebuah CHECK POINT yang sebelumnya kita lalui. CHECK POINT disini dapat kita sebutkan sebagai kelas, atau

Hidup itu ...

hidup itu bukan untuk berbanga diri. ya, bukan itu. hidup itu untuk berjuang, terus memperbaiki diri, belajar, bersosialisasi, saling membantu, saling menghargai, beribadah dan saling mengingatkan, berbakti, berderma, berinteraksi, bersyukur, dan melakukan hal baik apapun yang dapat memberi manfaat minimal kepada diri sendiri hingga memberi manfaat kepada khalayak :) teruslah lakukan hal terbaik untuk hidupmu, keluarga, dan semua orang disekitarmu agar perjuanganmu selama hidup ini tidaklah sia-sia. ingatlah kita hidup didunia ini hanya diberikan satu kali kesempatan, gunakanlah kesempatan yang telah Tuhan beri dengan sebaik-baiknya. tak usahlah dengki, hilangkanlah iri, jauhilah hasud, tingkatkan kepedulian, tajamkan kepekaan, usir kemalasan, jauhi permusuhan, sebarkan kebaikan, bungkam kejahatan, perbaiki diri, dan terus berusaha menjadi lebih baik selagi Tuhan belum mengakhiri masa hidup kita. berjuanglah, jangan biarkan alasan apapun merubah tujuan hidupmu. tetaplah konsisten u

Persamaan

Siapakah kita? Kita adalah seorang manusia. Iya disini hanya ada manusia, yang dapat membaca dan merasakan, melihat, bernafas mendengar dan melakukan hal lainnya. Kita adalah manusia, makhluk paling sempurna yang diciptakan Tuhan. Coba anda pikirkan apakah ada makhluk lain yang bisa masuk ke dunia maya? Cuma kita, yang lain hanya bisa melihat yang kita lakukan tanpa tahu apa yang sedang kita lakukan. Disini, didunia maya ini kita tidak tampak, namun inspirasilah yang mewakili kita, melalui jemari ini kita terlihat eksis. Kita disini mempunyai inspirasi, usul, pesan, kritikan dan apapun itu berupa gaya tulis berbeda yang mencerminkan kita sendiri. Kepedulian, kegalauan, cari perhatian, kekonyolan, tebar pesona, semua itu secara sengaja ataupun tidak disini selalu kita tampilkan. Itu semua adalah suatu kesamaan karena kita sama, kita manusia. Sebagaimana yang lain, kita memang memiliki sifat berbeda, pendapat berbeda, dan hal lainnya, namun kita tetap mempunyai persamaan, karena