Orang Suci
Kita semua kotor. Tidak ada satupun orang yang suci dan itu
berlaku mutlak. Ada banyak hal yang membuat kita tidak bisa dikatakan orang
suci. Jangan langsung berasumsi ke masalah dosa. Kita lihat dulu diri sendiri
dan umum. Secara garis besar, pada umumnya manusia diciptakan dari air yang
hina, itu pertama.
Yang kedua, manusia kemana-mana selalu membawa kotoran. Kotoran
yang dibawa manusia ada didalam maupun diluar tubuhnya. Yang didalam tubuh
secara gamblang kita tahu kalau kotorannya berupa sisa-sisa makanan dan minuman
yang sudah mengalami proses pencernaan. Kotoran yang diluar tubuh ada
diberbagai macam indera seperti di mata, orang sunda menyebutnya 'cileuh' atau
'belek' dalam bahasa indonesianya entahlah saya tidak tahu itu apa, kemudian
pada bagian bawah mata kita tahu bahwa kotoran itu bernama upil, kumudian
dimulut kotoran itu bisa disebut terak gigi dan apapun yang menyangkut digigi,
kemudian di kuping orang sunda biasa menyebutnya 'tole' atau 'dole' entahlah
saya lupa lagi, kemudian diatas pada kepala orang-orang akrab menyebut kotoran
kepala dengan sebutan ketombe, belum lagi disela-sela kuku terdapat kotoran
yang disebut (maaf) 'tai kuku' dalam bahasa sunda kemudian kemudian pada badan
biasanya orang sunda menyebutnya 'daki' (daki adalah kotoran yang berasal dari
debu yang menempel dikulit, dikulit manapun biasanya ada dibelakang kulit
telinga, dileher, didekat telinga dipuser, dan disekitar kulit yang biasanya
tidak dogosok saat anda mandi *catet), kemudian satu hal lagi kotoran yang
dihasilkan dibagian luar tubuh adalah keringat.
Kemudian hal ketiga yang membuat orang tidak ada yang suci itu
karena lingkungan. Lingkungan disini saya sebut saja pengaruh angin yang
membawa kotoran yang lumrah kita sebut dengan debu atau 'kebul' dalam bahasa
sunda. Kenapa debu ini saya katakan kotor? alasannya sederhana dan anda juga
pasti ada yang sudah tahu alasan ini. Iya benar, debu itu berasal dari
permukaan tanah yang tertiup angin. Sampai statement barusan anda pasti akan
bertanya tanah kan suci bisa dipakai tayamum? Benar tanah dapat dipakai tayamum
jika dalam kondisi terpaksa seperti halnya daging binatang yang diharamkan saat
anda benar-benar akan mati jika tidak makan. Contohnya anda berada digurun
pasir dan menemukan bangkai unta (unta yang mati karena tidak sempat disembelih
atas nama Allah), anda jauh dari pemukiman, tersesat dan anda lemas karena
lapar. Dalam kondisi itu anda boleh memakan bangkai unta tersebut. Nah
kembali ke masalah debu tadi, kenapa saya tidak secara mutlak menyebutkan bahwa
itu suci, karena pada debu tersebut ada unsur lain dari tanah yang bercampur
baik itu dengan kotoran hewan, air yang najis, dan hal-lainnya. Kemudian
setelah terkenai terik matahari campuran kotoran hewan, air yang najis dan
apapun itu akan mengering dan kemudian terinjak seperti dibubukkan dan tertiup
angin hingga sampailah debu itu terbang dan menempel didinding rumah atau
ditubuh kita.
Hal kelima baru masalah dosa. Dosa itu samar, tidak dibagian
luar maupun dibagian dalam tubuh kita, tapi diluar tubuh namun menyatu dalam
diri kita. Entahlah saya sulit mendeskripsikan mengenai dosa tersebut, yang
jelas itu urusan jiwa. Dosa adalah amal negatif. Amal negatif itu secara
universal saya kira adalah hal apapun yang dilakukan yang menimbulkan perasaan
bersalah setelah kita melakukannya, terkadang amal negatif juga akan membuat
orang lain merasakan hal yang tidak menyenangkan.
Inilah hal yang menyebabkan kita dituntut untuk rajin
membersihkan diri.
Saya kira inilah landasan dari pepatah yang mengatakan
kebersihan sebagian dari Iman (anadofatum minal iman -kalau tidak salah-).
Berbahagialah anda yang telah memilih agama Islam. Anda dituntut untuk
senantiasa membersihkan diri anda minimal dengan berwudu lima kali dalam
sehari. Kemudian membersihkan kotoran jiwa anda pula dalam minimal lima kali
dalam sehari melalui sembahyang. Kenapa sembahyang dapat dikatakan membersihkan
kotoran jiwa? karena didalam sembahyang ada do'a yang senantiasa selalu
dibacakan saat duduk diantara dua sujud yang intinya meminta ampunan kepada
Allah. Maka dari itu sudah sepantasnyalah jika kita sebagai muslim harus
senantiasa menjaga kebersihan.
Masuk ke masalah sembahyang, saya kira diantara pembaca yang
bijaksana ini akan ada pertanyaan seperti ini 'Syarat sahnya shalat kan harus
suci badan, pakaian, tempat dls, berarti sebelum shalat kita harus mandi dahulu
kemudian mengganti baju dengan yang bersih karena wudu tidak mencakup seluruh
badan, begitu?' Jika demikian saya rasa jawabannya relatif. Pertanyaan itu
sangat kontroversial dan menimbulkan berbagai macam jawaban. Namun menurut
saya, sebenarnya ukuran suci yang sesungguhnya itu ada pada usaha kita dalam
menaati perintah Allah SWT, Allah telah memberikan perintah untuk berwudu
sebelum shalat untuk menyucikan diri kita, itu adalah perintah dengan
keringanan yang Allah berikan karena sebagaimana semua orang tahu bahwa Allah
memiliki sifat maha pengasih dan maha penyayang, sehingga tidak ada kewajiban bagi
umat muslim untuk senantiasa mandi sebelum shalat.
Pertanyaan lain yang mungkin terlintas dibenak anda mungkin
mengenai 'setiap hari kita selalu terkena debu dan bisa saja melakukan dosa,
berarti intinya kita tidak akan pernah bisa menjadi orang suci?' Untuk masalah
kita adalah orang suci ataupun tidak, itu hanya Allah yang Menilai, pasrahkan
saja semuanya karena intinya kita telah berusaha untuk menjadi orang suci
walaupun sebenarnya tidak akan bisa, tapi Allah tahu siapa-siapa yang pantas
dinilai orang suci.
hanya sebuah pemikiran saya, ini bukan doktrin, tapi pandangan.
Saya terbuka untuk memperbaiki ini jika ada kesalahpemahaman didalamnya.
wallahu
a'lam....
Komentar
Posting Komentar