Introspeksi



Kadang aku berpikir jika dahulu terlahir di negara lain apakah aku akan seperti ini? Apakah aku akan menemukan agama? Ataukah terlahir sebagai atheis? Akumpun berpikir apakah seorang atheis bisa berpaling dan mengakui keberadaan Tuhan? Kadang akupun berpikir apakah jika itu terjadi aku akan menganut agama yang mana? Semua agama dapat dikatakan sama, menyembah patung. Apakah tanda salib dan orang2an yang dianggap almasih itu bukanlah sebuah patung? Apakah budha yang sampai sekarang disembah itu bukanlah patung? Apakah dewa dewi yang disembah bukanlah kumpulan patung patung? Apakah patung tersebut memang dapat mengabulkan doa? Ataukah doa terkabul karena sugesti saja? Jika karena sugesti mungkin setelah aku masuk agama lain dan berpikir kesana, aku akan kembali menjadi atheis, aku hanya akan mempercayai diriku dapat melakukan segalanya berdasarkan keyakinan atas sugesti tersebut...

Tapi apakah itu benar?
Semua orang pasti ada kecemasan dan keraguan terhadap agamanya, terlebih jika sempat berdebat dengan pemeluk agama lain ataupun yang tidak beragama.

Namun itu hanya sebuah pengandaian... Aku terlahir sebagai seorang yang memilih menjadi muslim, awalnya memang aku tak mengerti dan mengikuti kedua orangtuaku, aku bangga sebagai seorang muslim, aku beruntung... Islam memiliki kitab suci yang isinya tidak pernah berubah dari awal turun hingga saat ini. Kitab itu berisi aturan2 dasar yang dapat dikembangkan lebih detail menjadi pedoman hidup disegala bidang, tak ada hal-hal yang luput dari penjabarannya. Ya secara kasar Al-qur'an itu ibarat sebuah buku panduan pada kendaraan, ibarat petunjuk teknis pada pekerjaan, ibarat resep pada makanan. Kendaraan, pekerjaan dan makanan kita analogikan dunia. Jika kendaraan dijual tanpa adanya buku panduan maka berapa kendaraankah yang akan hancur dipakai sebelum seseorang lancar menggunakan kendaraan lainnya. Begitupun pekerjaan yang tidak ada petunjuk teknisnya akan semrawut. Berapa banyak bahan yang terbuang jika masakan yang akan dibuat tidak ada resepnya. Ya, Allah telah sangat baik memberikan panduan untuk menjalankan kehidupan di dunia ini, kenapa kita tidak pernah mengerti? Mungkin inilah kaitannya dengan FirmanNya yang pertama menyuruh membaca.

Komentar